href="http://www.widgeo.net">widgeo.net widgeo.net widgets basketball-0007.gif from 123gifs.eu

Follow Us

Selasa, 31 Januari 2012

Pop Sunda Bisa Laris Juga



DUA tahun silam DH Production meluncurkan album kompilasi pop Sunda bertajuk "Bentang-Bentang". Suatu kompilasi penuh warna karena berisi sejumlah penyanyi pop Sunda dengan status yang beragam. Dari penyanyi yang sudah populer dan punya banyak penggemar seperti si raja pop Sunda, Darso, pelawak nomor satu saat ini yang kaya talenta, Sule, penyanyi senior yang comeback, Wina DHebring, Barakatak Group, hingga penyanyi pendatang baru seperti Dori, Astria Risma, Salma, dan Ayank Andriani.
Di tengah kondisi pasar musik yang tengah lesu darah" dan menggilanya aksi pembajakan karya cipta, kehadiran album "Bentang-Bentang disinyalir bakal menemui kegagalan. Apalagi di pasar musik masih berkembang pemaham;.n yang cenderung stereotip menempatkan pop Sunda sebagai musik kelas dua.
Namun, rupanya sinyalemen itu keliru. Respons pasar berbicara sebaliknya. Album yang menerapkan konsep "tidak ada kojo" alias semua lagu adalah jagoan itu justru direspons positif. VCD-nya laku keras. Tingkat penjualannya sangat memuaskan. Lagu-lagunya banyak diputar, baik di radio maupun stasiun televisi lokal. Bahkan, hingga sekarang VCD "Bentang-Bentang" masih dicetak tilang.
DH Production sendiri enggak menyebut secara pasti, tetapi konon penjualannya di atas 100.000 keping." Suatu prestasi pasar yang pantas membuat produser Dose Hudaya berbangga hati. "Alhamdulillah, album Bentang-Bentang" membuktikan pop Sunda juga bisa laku keras. Selama album digarap dengan apik, lagunya bagus, musiknya bagus, vokalnya bagus, klipnya bagus, saya selalu yakin, pasti akan dilirik konsumen," kata Dose. Menjelang medio 2011, DH Production meluncurkan sekuel kedua dari album tersebut. Ti-telnya adalah Album Kompilasi "Bentang-Bentang ir. Formasi artisnya mengalami perubah-. an. Beberapa nama seperti Darso, Sule, Wina DHebring, Barakatak Group, Salma, dan Ayank Andriani masih dipertahankan. Nama-nama baru seperti Lina Sule dan Tika Zein, memperkuat formasi.
Dalam album yang seluruh lagunya diciptakan oleh Dose Hudaya itu, Darso menyanyikan dua lagu, yakni "Dulang Kuling II" dan "Sakur Ngimpi", Sule satu lagu ("Sinyal Cinta II"), Wina DHebring dua lagu ("Gairah Cinta" dan "Cinta Nu Salah"), sedangkan penyanyi lain masing-masing satu lagu. Barakatak Tika Zein ("O.E.A.E.O"), Ayank Andriani ("Cinta Sapo-tong"), Salma ("Paitna Cin-
ta"), lina Sule ("Midangdam Cinta"), dan Lima Bentang yang terdiri dari Wina DHebring, Lina Sule, Tika Zein, Ayank Andriani, dan Salma (Panah Cinta").
Sama seperti pada album "Bentang-Bentang", album ini juga tak mengenal lagu jagoan. Semua lagu dianggap punya kelebihan dan keunggulan masing-masing. "Urutan nama-nama penyanyi di sampul album bukan cerminan bahwa yang di atas lebih diunggulkan daripada yang di bawah. Semua lagiv adalah jagoan, tergantung siapa yang mendengarkannya," kata produser yang juga merangkap profesi sebagai pengacara ini.
Untuk mengejar level kualitas tersebut, album ini dipersiapkan selama tujuh bulan dan melibatkan sederet arranger serta pemain musik papan atas. Barisan arranger terdiri dari Ronny Load.-Gan Gan, Eddy Lamos, dan Eddy Milfaris (alm). Di wilayah perkusi, terlibat sosok-sosok pemusik mumpuni, seperti Berlin, penabuh kendang Sunda dari Padepokan Giriharja, Husein Khan, penabuh tabla dari Jakarta, Udin, penabuh gendang koplo dari kubu Marakarma, Jakarta.
"Persiapannya lama karena ada bongkar pasang musik atau rekam tilang vokal atau mixing ulang. Semua dilakukan untukmenghasilkan produk yang bagus. Bah-\ kan lagu pun ada tiga yang akhirnya dieliminasi, padahal itu ciptaan saya sendiri," tutur Dose. IA Usaha dan pengorbanan Dose HB tak sia-sia. Album "Bentang-Bentang II" laris manis, men-dapat respons positif dari pa-sar. Hanya dalam waktu sa-tu bulan,, pasar sudah me-nyerap sekitar 10.000 ke-ping VCD. Padahal, al-bum tersebut secara res-/ mi belum dirilis.
Untuk situasi pasar pop Sunda sekarang, angka tersebut sangat signifikan. Situasi pasar pop Sunda saat ini dan dua tahun silam pada saat "Bentang-Bentang I" diluncurkan, menurut Dose sebetulnya banjir oleh produk. Justru karena banjir, dan pengaruh menurunnya daya beli, konsumen jadi bersikap selektif.
"Mudah-mudahan angkanya bisa terus melesat dan melampaui Bentang-Bentang I," ujar Dose optimistis. Semoga saja, agar pasar pop Sunda terus bergairah. (Muhtar I.T./"PRTM

Suksesnya Susis Sule Berawal dari Ledekan


Sabtu, 23 April 2011
Nova

W hat am I going to do? 
But I can’t do anything
Tak punya taring, tak punya cakar loh kok takut?
Cantik dan anggun, lemah gemulai loh kok takut?
Kalo nyerocos, kalo ngedumel aku takut
Kalo cemberut, diam membisu juga takut
Susis wo wo wo susis,
Suami sieun (takut) istri 
Demikian cuplikan lagu Susis (Suami Sieun Istri) , single  yang dinyanyikan Entis Sutisna (34) alias Sule . Pria kelahiran Ciamis ini menyanyikan lagu ciptaan Dose Hudaya itu dengan gayanya yang kocak. Syairnya yang terbilang sederhana, membuatnya mudah diterima pendengar. Tak heran jika lagu ini disukai, mulai dari kalangan bocah hingga orangtua.
Sukses ini sekaligus juga melengkapi profesi Sule sebagai penyanyi, yang sebelumnya dikenal sebagai komedian yang sukses lewat Opera Van Java  (OVJ). Pria berambut gondrong pirang ini mengaku lagu Susis kinibooming . “Alhamdulillah lagu itu sedang disukai. Istilah sieun  yang terkandung dalam kata Susis, dalam Bahasa Sunda artinya takut, dijadikan orang sebagai anekdot ledekan. ‘Ah, susis kamu’,” ujar Sule yang ditemui di sela-sela syuting OVJ.
Menurut ayah 3 anak ini, ide lagu itu berawal dari ledekan sesama personel OVJ seperti Parto maupun Azis yang sering kali meledek dirinya sebagai pria takut istri. “Sebenarnya saya tidak merasa terganggu. Bagi saya enggak masalah. Dari situ malah timbul ide untuk dibuatkan lagu oleh Pak Dose Hudaya.”
Oleh Dose Hudaya  (55), lagu itu diciptakan dalam bahasa Sunda. “Setelah saya pikir lagi, kalau lirik lagu itu bisa diubah lagi ke dalam Bahasa Indonesia, kenapa tidak sekalian dibuat versi Indonesia? Pak Dose setuju, lalu membuat versi Bahasa Indonesia-nya. Tentu saja dengan sedikit perubahan pada lirik. Makanya, saat ini, lagu Susis dibuat dua versi, yaitu versi Sunda yang kini populer di Jawa barat, dan versi Indonesia yang beredar secara nasional,” ulas Sule yang menikahi Lina (33) pada 1997 ini.
Dose Hudaya, otak dibalik kesuksesan lagu Susis .

Benar-benar Takut
Lantas di kehidupan nyata, apakah Sule benar-benar takut kepada istrinya? “Saya memang takut kepada istri, tetapi dalam arti yang positif. Misalnya takut mengecewakan istri, takut istri menderita, atau takut menduakan istri yang konotasinya sayang. Saya pikir lebih tepat Susis  itu diartikan ‘suami sayang istri’,” jelas Sule.
Sule menduga, ketika Susis  diartikan sebagai Suami Sayang Istri, lagu itu malah jadi disukai para ibu. “Saya merasa bersyukur, lagu itu menjadi inspirasi bagi ibu-ibu. Alhamdulillah,” kata Sule sambil menambahkan, dirinya tidak merasa kesulitan dalam mempromosikan lagunya.
 Sule bahkan membuat album Susis  saat sedang sibuk-sibuknya. “Makanya saya take vocal setiap Minggu, jadi Sabtu bisa pulang ke Bandung. Sekali pertemuan, harus selesai 2-3 kali lagu.” Akhirnya, albumnya selesai dalam empat kali pertemuan.
Keinginan Sule untuk membuat album semakin kuat karena Dose Hidayat yang menjadi produsernya bekerja secara profesional. “Dia royal, baik dan enggak ribet. Kami saling menghargai dan selalu transparan. Kami merasa memiliki kontak batin, makanya saya langsung menerima kerja sama dengannya.”
Merasa memiliki saling percaya, Sule pun memikirkan strategi pemasaran. Kebetulan saya diizinkan untuk melakukan promo dengan memanfaatkan kemunculan di TV. “Boleh dibilang Trans 7 baik sekali, saya diizinkan memasukkan promo lagu saya dalam lawakan, selama tidak keluar dari jalur cerita. Saya tidak perlu bayar apa-apa ke mereka. Inilah manfaat silaturahmi karena saya berada di Trans 7 tidak hanya untuk kerja saja.”
Begitu juga dengan keikutsertaan rekan-rekannya sesama personel OVJ dalam videoklip Susis . “Teman-teman dengan sukarela membantu saya. Tentu saja suatu waktu kalau teman-teman itu minta bantuan saya, maka saya akan membantu mereka dengan sepenuh hati juga,” ujar Sule. Strategi yang dilakukan Sule terbukti berhasil. Tawaran untuk bernyanyi pun mulai berdatangan.
Dua Profesi Sekaligus
Meski Susis telah meraup sukses, Sule membantah bahwa dirinya aji mumpung. “Tergantung dari mana orang melihatnya. Saya tidak bisa menyalahkan karena mungkin orang belum mengenal saya,” ujarnya merendah.
Sule memang piawai menyanyi. Itu ia buktikan ketika mengikuti ajang Super Star , sebuah acarareality show olah vokal yang ditayangkan Indosiar beberapa waktu lalu. Penampilan Sule bersama tandemnya yang juga supir pribadinya, Jaja, di acara itu membuat mata masyarakat terbuka bahwa suara Sule ternyata enak didengar.
Rupanya, Sule memang sudah akrab dengan dunia tarik suara sejak masih duduk di bangku kelas III SD. “Pada umur lima tahun, saya memang suka nari dan nyanyi di panggung 17 Agustus-an,” ungkap Sule.
Kiprah Sule di pentas musik tidak sekadar hobi. Ia telah menata diri secara profesional saat merintis grup D’Recoxs tahun 2002. Mereka sempat melahirkan sebuah album pop Sunda. “Sejak kecil saya ingin menjadi penyanyi dan mengidolakan Pak Haji Rhoma Irama. Di foto beliau saya tempelin  foto saya lalu saya sebarkan di sekolah,” kenang alumnus SMKI Jurusan Karawitan ini sambil tertawa.
Lantaran itu pula, Dose Hudaya sang pencipta lagu, tak ragu menggandeng Sule untuk ikut terlibat dalam album kompilasi Sunda yang dibidaninya, bertajuk Bentang-Bentang . “Waktu pertama kali diminta Pak Dose mengisi album kompilasi, saya langsung menyanggupi. Padahal ketika itu, tawaran bikin album juga berdatangan. Tapi karena saya melihat sosok Pak Dose, maka saya mengiyakan,” kenang Sule.
Lalu, bagaimana soal honor? “Waktu itu Pak Dose cuma memjawab, tidak besar, karena tujuannya untuk melestarikan pop Sunda, bukan untuk cari keuntungan. Mendengar itu, saya langsung jawab, siap! Pokoknya bisa disebut kontrak batin.”
Setelah terjadi kesepakatan, Sule pun diberi sebuah lagu bertajuk Sinyal Cinta . Kini, selain sebagai komedian, Sule juga dikenal sebagai penyanyi. Yang mana yang didahulukan? “Saya sering diundang untuk melawak, tapi mereka meminta saya juga untuk menyanyi. Oleh sebab itu, saya memilih terserah masyarakat menyebutnya apa. Selama saya masih disukai, saya akan menjalani kedua profesi itu sekaligus.”
LAGU SUSIS
Senada dengan Sule, Dose Hudaya mengatakan, ide membuat lagu Susis berasal dari Sule. “Dia cerita, dirinya sering diledek sesama personel OVJ seperti Azis dan Parto dengan sebutan lelaki takut istri. Memang benar, Sule memang takut sama istrinya. Saya sudah melihatnya sendiri. Ha ha ha,” ujar Dose.
Dose sendiri, mengaku tidak merasa kesulitan memenuhi permintaan Sule. “Begitu mendengar ceritanya, saya lalu menghubungkannya dengan kondisi masyarakat pada umumnya. Saya pikir, bukan cuma Sule yang takut istri. Banyak lelaki yang takut sama istrinya, enggak peduli profesinya. Mau preman, sopir, pejabat, bahkan teroris sekalipun, tetap sieun  atau takut sama istri-istrinya.”
Dengan rasa bangga, Dose pun mengaku lagu ciptaannya itu s memang telah memasyarakat. “Saat Lebaran tempo hari, lagu itu dipakai orang sebagai selingan, saat sahur maupun takbiran. Lagu itu juga digunakan oleh Aremania (fans klub sepakbola Arema Malang, Red .) sebagai yel-yel.”
Sukses RBT pun sudah di depan mata. Sukses Susis , menurut Dose, terkait dengan vokal yang dimiliki Sule yang terbilang istimewa. “Biasanya penyanyi langsung ketahuan jenis vokalnya melalui 1-2 lagu saja. Berbeda dengan Sule. Semua jenis lagu, rock, pop, dangdut, reggae, jazz, dia lahap semua,“ ungkap Dose yang mencipta lagu Susis  hanya dalam waktu 15 menit saja. “Begitu dia selesai cerita soal ledekan temannya, saya sudah bisa menemukan liriknya.”
Soal kerja sama dengan Sule, diakui Dose tidak sulit. “Sule orangnya enak diajak kerja sama. Kami saling transparan dan saling percaya. Urusan menyanyi, kami kerjakan berdua,” ujar Dose yang baru-baru ini bersama Sule juga menggarap video klip untuk lagu lain berjudul Bola Salju di Bali . Apakah akan kembali menjadi hit ?




Kamis, 26 Januari 2012

Dose Hudaya-Menyanyi dengan Hati di "Hariring" TVRI




SELAMA ini nama Dose Hudaya selalu identik sebagai sosok di belakang layar dari kemunculan sejumlah penyanyi pop Sunda. Biasanya, pemilik label DH Production itu selain sebagai produser juga menciptakan lagu, menulis lirik, dan mengaransemen.
Lagu-lagu ciptaan Dose pun terbilang banyak dan mencapai hit lewat sejumlah penyanyi. Sebut saja tembang populer "Susis yang;dilantunkan Sule", atau "Sakur Ngimpi" dan "Halangan Diri" yang dipopulerkan oleh suara emas Raja Pop Sunda, almarhum Darso
Rupanya, selain mencipta, menulis, dan mengaransemen lagu. Dose juga punya bakat lain yang selama ini masih terpendam, atau setidaknya belum pernah ia perti mumkan, yakni menyanyi. Bakat itulah yang diperlihatkan Dose saat dilakukan pengambilan gambar program musik Sunda "Hariring" yang akan tayang di stasiun TVRl .Jabar Banten pada Rabu (25/1/2012) pukul 18.00) WIB.
Dalam paket "Hariring. Dose menyanyikan lagu karyanya sendiri yang jadi hit lewat vokal Darso, "Halangan Diri". Pada lirik lagu tersebut terdapat kata-kata yang menggambarkan tetas air mata yang mengalir di pipi. Kata-kata tersebut menjadi kenyataan saat Dose menyanyikannya dengan penghayatan hingga ia mengeluarkan air mata.
Tampilnya Dose Hudaya sebagai penyanyi, tak pelak lagi, menjadi kejutan. "Ketika saya.mutuskan untuk tampil menyanyikan lagu Halangan Diri, teman-teman di TVRJ Jabar juga kaget. Mereka kenal saya sejak tahun 1990 dan tahunya saya adalah pencipta lagu dan produser. Para penyanyi . pemusik, penari, dan crew DH Production, termasuk keluarga saya, juga kaget." kata Dose.
Memang, menurut Dose, ada permintaan dari pihak TVRI agar dalam edisi yang menampilkan artis-artis DH Production ini ada lagu "Sakur Ngimpi" dan Halangan Diri
Halangan Diri".bisa dinyanyikan 1.1. tapi lay. pria, dan dikut.ing.in ix-nvanyi pna di DI I Produi inlak ada yang karakter vokalnya pas untuk lagi.....di, mau lulak inan, saya sebagai penciptanya harus maju." papar Dose.
Bagi Dose sendiri, tampil sebagai penyanyi di acara musik stasiun televisi HARIRING,depan sorotan kamera. menjadi pengalaman pertama. Namun. di bawah iringan musik yang dimainkan oleh para pemusik yang selama ini berada di balik kesuksesan alhurii-allnim produk*
DH Production, Dose tampil dengan mulus, tidak ian pak tanda-tanda bahwa itu merupakan pengalaman pertamam.ia menyanyi di depan kamera.
Saya tidak asing dengan panggung, karena waktu masih di bangku SD sinlah maui bami BO( i! tampil di depan kamera IV baru pertama kah sempat bingung juga, dan lebih bingung lagi infiiileugaimasukan yang berbeda-beda Ada yang memberi sanan inyi sambil duduk di kursi, ada saran -.nliI kilan di panggung. Akhirnya saya memutuskan, lebih baik natural saja, menghayati lagu dalam jiwa, ru naj penuh rasa, biar semua mengalir apa adanya. hasilnya ya sampai keluar air mata," ungkap seniman yang juga pengacara dan konsultan hukum ini.
Selain Dose Hudaya, Hariring" edisi Rabu 25 Januari 2012 dengan presenter Nining Meida dan Mied Lebeini, juga menampilkan Wina D'Hebring 1 Gairah cinta" dan "Cinta nu Salah I, Nining Meida (Kangen Nu Kapungkur), Oni SOS (Tuyul gaul) alena nazwa (Katalanjuran), dan duet Soni \ Dadang  ("Karagragan Bentang").
Paket Hariring" yang seluruh penyanyinya dalang dari DH Production ini dibuat menjadi dua edisi. Edisi pertama sudah malam hari Rabu 18 Januari 2012 dan menampilkan tika Zeins ("Boro-Boro Ngimpi"), Ayank Andriani ("Cinta Sapotong dan bulan Sapotong"),barakatak ( Panggeulisna), Barakatak feat tika Zeins ("O.E.A.E.O"), isma Anggraeni ( cinta Nu Suci ), Widya Utami ( Cinta Luar Biasa), dan Santania ("Guratan Panangan"). (Muhtar n/TRT")

Hadir Dalam "Bentang-bentang Jilid II"


27 Mar 2011

PADA dasawarsa 1990-an, bersama grup vokal wanita DHebring, Wina Ros-taman, atau Iebih akrab dengan nama Wina, sempat malang-melintang di jagat pop Sunda. Sederet hits sempat dicetak oleh grup yang diorbitkan oleh Dose Hudaya ini. Nama DHebring pun melekat pada nama-nama personelnya. Seperti Wina yang kemudian lebih dikenal dengan nama Wina DHebring.
Memasuki pengujung dasawarsa 1990-an, grup tangguh ini menghilang dari peredaran. Wina sendiri mempunyai kesibukan lain. Namun, dorongan berkesenian tampaknya selalu mengusik hati Wina. Kerinduan untuk menyanyi di depan publik selalu menggoda artis yang ramah ini. Memasuki tahun 2011, Wina kembali hadir di jagat tarik suara dan jalur yang dipijaknya tetap pada pop Sunda. "Ya, dorongan berkesenian tentuselalu ada. Menyanyi sudah panggilan jiwa," ungkap Wina yang juga presenter acara musik "Bentang-bentang Top Hits" dan Tembang-Tembang Top Hits" bersama Sule dan Nunung OVJ. Wina kembali menjumpai khalayak penggemar pop Sunda lewat album kompilasi pop Sunda "Bentang-bentang Jilid II" yang Jilid I-nya dirilis tahun 2009 dan hingga sekarang tetap diproduksi ulang.
Dalam album ini Wina menyanyikan lagu "Gairah Cinta" dan "Cinta Nu Salah" yang video klipnya dibesut oleh Tim D.H. Production, dan mengambil lokasi di kawasan Taman Bunga Nusantara, Puncak, Jawa Barat. Untuk kesuksesan Wina DHebring beserta album ini, segala sesuatunya dirancang dan digarap secara profesional.
"Jika ingin diterima oleh pasar, tentu saja penggarapan album tidak bisa serampangan. Lagu harus bagus, musik harus bagus, vokal harus bagus, video klip harus bagus. Saya tidak sepakat dengan pendapat bahwa pasar pop Sunda sepi. Jika materinya bagus, tentu dilirik konsumen," ujar H. Dose Hudaya, pencipta semua lagu dalam album kompilasi pop Sunda "Bentang-bentang Jilid 11", yang sekaligus menjadi produ-sernya.
DH Production tidak kepalang tanggung. Tidak kurang dari empat arranger dan sebelas player terlibat dalam penggarapan album ini, termasuk empat penabuh kendang Sunda dantabla papan atas dari Bandung dan Jakarta. Kemasan musik untuk lagu "Gairah Cinta" dan "Cinta Nu Salah" merupakan perpaduan house music, koplo, dangdut, dan Sunda. Nuansa atau sentuhan house music-nya sangat terasa dominan.
Sederet penyanyi tangguh hadir dalam album kompilasi yang merupakan gebrakan DH Production untuk tahun 2011. Darso, salah satu ikon Pop Sunda menyanyikan "Sa-kur Ngimpi" dan "Dulang Kliring II". Sule menyanyikan "Sinyal Cinta II" yang kental dengan nuansa rock dangdut, Barakatak Group dan lina Zein menyanyikan "OeAEo" yang bercorak house music.
Selain itu, Ayank Andriani menyanyikan "Cinta Sapotong", Salma menyanyikan "Midangdam Cinta", lina Sule menyanyikan "Paitna Cinta". Satu lagu lainnya, yaitu "Panah Cinta" dinyanyikan oleh 5 Bentang yang terdiri atas Wina DHebring, lina Sule, Salma, Ayank Andriani, dan Tika Zein. (Yosie Wijaya)***

14 JULI 2009

 Ada Rasa Grogi PADA era tahun 90-an nama Wina Hartati Rostaman cukup populer. Bersama grup band D'Imut, ia meniti karier di blantika musik nasional. Pamornya kian melesat ketika membentuk sebuah kelompok vokal, D'Hebring (1991) bersama Rima, Lia dan Yossie. Ketika itu, Wina dan kawan-kawan menggebrak pentas musik lewat tembang-tembang pop Sunda berirama disco reggae. Kesuksesan tersebut membuat Wina pede menyematkan sebutan D'Hebring dibelakang nama aslinya. Cara itu tentu saja agar publik makin mengenal serta sebagai upaya kian mengatrol popularitas. Secara perlahan, Wina mulai menapak ke papan atas deretan penyanyi top Indonesia. Hal itu langsung mencuri perhatian musisi senior, Deddy Dores. Penyanyi dan pencipta lagu kawakan tersebut kepincut terhadap olah vokal Wina hingga ia memintanya berduet pada lagu "Tragedi Pagi", sebuah persembahan untuk mengenang peristiwa kecelakaan yang merengut nyawa Nike Ardilla. Wina juga sukses lewat album debutan "Serat Cinta", "Empot-empotan", lalu disusul album ketiga pop Indonesia, "Hanya Satu". Selain tenar bersama grup, Wina juga sukses sebagai penyanyi solo yang ditandai dengan dirilisnya satu album pop Sunda bertajuk "Suka-suka". Namun setelah album itu meledak, kiprah Wina nyaris tak terdengar lagi. Hampir belasan tahun ia hilang bak ditelan bumi. Baik di panggung hiburan maupun dalam album kaset, sosok Wina tak pernah dijumpai. Ia baru eksis lagi setahun lalu terlibat dalam album "Bentang-Bentang". Wina sebenarnya tidak begitu ngotot untuk kembali ke dunia tarik suara, namun melihat animo publik terhadap album "Bentang-Bentang" membuat ia terjun lagi dalam penggarapan "Bentang-Bentang" jilid 2 buah cipta sang suami H. Dose Hudaya S.H. Bersama sejumlah penyanyi Sunda seperti Darso, Sule, Tika Zein, Barakatak, Ayank dan Lina Sule, perempuan kelahiran Bandung, 19 Juli 1969 ini meramaikan kemasan DH Production tersebut. "Keikutsertaan saya di album itu semata-mata untuk mempertahankan eksistensi pop Sunda agar tidak sampai tergusur oleh jenis musik lain," kata Wina di kediamanya, Jln. Cilengkrang, Ujungberung Bandung, Kamis (14/7). "Sejujurnya saya sempat tidak ada semangat lagi menyanyi. Tapi ketika melihat kondisi lagu pop Sunda yang digarap asal jadi, membuat saya terlecut untuk nyanyi lagi. Terlebih suami memotivasi sehingga saya percaya diri kembali tampil," tambahnya. Menurutnya, album barunya hadir karena dorongan hati. Kerinduan untuk menyanyi di depan publik selalu menggodanya. "Hati tetap enggak bisa dibohongi. Selalu ada keinginan untuk kembali bernyanyi. Makanya ketika ada tawaran dari suami, saya langsung mau," papar Ibu dari dua anak Cynthia Ivana Sari (17) dan Revalina Salsabila Sari (6) ini. Dalam album kompilasi yang juga menampilkan sejumlah penyanyi beken di genre pop Sunda itu, Wina mendapat jatah dua lagu, "Gairah Cinta" dan "Cinta Nu Salah". "Saya jadi new comer kembali. Ada perasaan grogi juga maklum hampir tujuh belas tahun vakum," tetapi senang juga, karena teryata masih banyak yang suka suara saya," bilang Wina. (mza/”GM”)**

Lagu Sunda Bertabur Bintang

BANDUNG (SI) – Bagi para penikmat lagu-lagu Sunda, hadirnya album kompilasi popsatu ini tampaknya akan menjadi kabar gembira.Digagas oleh Production House (PH)Dose Hudaya Production (DHP),sebanyak 10 artis asal Jawa Barat meluncurkan sebuahalbum kompilasi bertajuk Bentang- Bentang yang berisikan lagu- lagu Sunda.Kesepuluh artis Sunda itu di antaranya Darso; komedian yang sedang naik daun Sule;Dori; Barakatak, Wina De’Hebrieng; dan artis pendatang baru Ayank Andriani; Salma;serta Astria Risma. ”Itulah kenapa album ini bertajuk Bentang-Bentang.Sebab,album inimelibatkan para bintangbintang musik Sunda Jawa Barat yang namanya telah banyak dikenal luas,”kata produser sekaligus pemilik DHP Dose Hudaya saat launching album Bentang-Bentang di DHP, Jalan Cilengkrang I, Kota Bandung,kemarin. Menurutnya,mereka yangterlibat dalam album kompilasi ini sebelumnya telah melalui seleksi ketat hinggamenghasilkan 10 artis yang masing-masing memiliki karakter khas. Mereka yang terpilihmerupakan artis yang telah melewati seleksi vokal dan karakter suara.Album kompilasi ini merupakan kumpulan lagu-lagu Sunda yang merupakan karyaterbaik Dose. Darso misalnya, dengan ciri khasnya membawakan lagu Sunda yangdibakut dengan nuansa calung berjudul Kahayang Keukeuh dan Dulang Kuring.Sedangkan Sule membawakan lagu dengan nuansa rock dangdut Sinyal Cinta.”Saya berharap album ini dapat menjadi pemicu menggeliatnya kembali lagu-lagu Sundayang kini telah mulai menurun, baik dari segi kuantitas atau kualitas. Targetnya, albumini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Jawa Barat dan nasional,” paparnya. Namun,menurut Dose, yang perlu digarisbawahi dengan hadirnya album ini adalah bukansekadar didasari oleh motif keuntungan layaknya pengusaha.Tetapi sebagai penyaluran hobi dan bentuk apresiasi memakmurkan pop Sunda.Sementara itu,komedian yang naik daun melalui grup lawak SOS,Sule,mengaku senangdapat turut andil dalam album ini. Dia merasa lagu yang dibawakannya itu sesuai dengankarakter vokalnya.”Ini sebagai tanggung jawab saya sebagai orang Sunda. Saya tidak mempertimbangkan berapa uang atau jumlah kontrak yang saya terima.Tetapi dapat turut andil pada album inimerupakan kebanggaan tersendiri bagi saya,” ujar Sule singkat. (arif budiantoSelasa, 23 Juni 2009) (mza/"GM")**