04 Jul 2011
DUA tahun silam DH Production meluncurkan album kompilasi pop Sunda bertajuk "Bentang-Bentang". Suatu kompilasi penuh warna karena berisi sejumlah penyanyi pop Sunda dengan status yang beragam. Dari penyanyi yang sudah populer dan punya banyak penggemar seperti si raja pop Sunda, Darso, pelawak nomor satu saat ini yang kaya talenta, Sule, penyanyi senior yang comeback, Wina DHebring, Barakatak Group, hingga penyanyi pendatang baru seperti Dori, Astria Risma, Salma, dan Ayank Andriani.
Di tengah kondisi pasar musik yang tengah lesu darah" dan menggilanya aksi pembajakan karya cipta, kehadiran album "Bentang-Bentang disinyalir bakal menemui kegagalan. Apalagi di pasar musik masih berkembang pemaham;.n yang cenderung stereotip menempatkan pop Sunda sebagai musik kelas dua.
Namun, rupanya sinyalemen itu keliru. Respons pasar berbicara sebaliknya. Album yang menerapkan konsep "tidak ada kojo" alias semua lagu adalah jagoan itu justru direspons positif. VCD-nya laku keras. Tingkat penjualannya sangat memuaskan. Lagu-lagunya banyak diputar, baik di radio maupun stasiun televisi lokal. Bahkan, hingga sekarang VCD "Bentang-Bentang" masih dicetak tilang.
DH Production sendiri enggak menyebut secara pasti, tetapi konon penjualannya di atas 100.000 keping." Suatu prestasi pasar yang pantas membuat produser Dose Hudaya berbangga hati. "Alhamdulillah, album Bentang-Bentang" membuktikan pop Sunda juga bisa laku keras. Selama album digarap dengan apik, lagunya bagus, musiknya bagus, vokalnya bagus, klipnya bagus, saya selalu yakin, pasti akan dilirik konsumen," kata Dose. Menjelang medio 2011, DH Production meluncurkan sekuel kedua dari album tersebut. Ti-telnya adalah Album Kompilasi "Bentang-Bentang ir. Formasi artisnya mengalami perubah-. an. Beberapa nama seperti Darso, Sule, Wina DHebring, Barakatak Group, Salma, dan Ayank Andriani masih dipertahankan. Nama-nama baru seperti Lina Sule dan Tika Zein, memperkuat formasi.
Dalam album yang seluruh lagunya diciptakan oleh Dose Hudaya itu, Darso menyanyikan dua lagu, yakni "Dulang Kuling II" dan "Sakur Ngimpi", Sule satu lagu ("Sinyal Cinta II"), Wina DHebring dua lagu ("Gairah Cinta" dan "Cinta Nu Salah"), sedangkan penyanyi lain masing-masing satu lagu. Barakatak Tika Zein ("O.E.A.E.O"), Ayank Andriani ("Cinta Sapo-tong"), Salma ("Paitna Cin-
ta"), lina Sule ("Midangdam Cinta"), dan Lima Bentang yang terdiri dari Wina DHebring, Lina Sule, Tika Zein, Ayank Andriani, dan Salma (Panah Cinta").
Sama seperti pada album "Bentang-Bentang", album ini juga tak mengenal lagu jagoan. Semua lagu dianggap punya kelebihan dan keunggulan masing-masing. "Urutan nama-nama penyanyi di sampul album bukan cerminan bahwa yang di atas lebih diunggulkan daripada yang di bawah. Semua lagiv adalah jagoan, tergantung siapa yang mendengarkannya," kata produser yang juga merangkap profesi sebagai pengacara ini.
Untuk mengejar level kualitas tersebut, album ini dipersiapkan selama tujuh bulan dan melibatkan sederet arranger serta pemain musik papan atas. Barisan arranger terdiri dari Ronny Load.-Gan Gan, Eddy Lamos, dan Eddy Milfaris (alm). Di wilayah perkusi, terlibat sosok-sosok pemusik mumpuni, seperti Berlin, penabuh kendang Sunda dari Padepokan Giriharja, Husein Khan, penabuh tabla dari Jakarta, Udin, penabuh gendang koplo dari kubu Marakarma, Jakarta.
"Persiapannya lama karena ada bongkar pasang musik atau rekam tilang vokal atau mixing ulang. Semua dilakukan untukmenghasilkan produk yang bagus. Bah-\ kan lagu pun ada tiga yang akhirnya dieliminasi, padahal itu ciptaan saya sendiri," tutur Dose. IA Usaha dan pengorbanan Dose HB tak sia-sia. Album "Bentang-Bentang II" laris manis, men-dapat respons positif dari pa-sar. Hanya dalam waktu sa-tu bulan,, pasar sudah me-nyerap sekitar 10.000 ke-ping VCD. Padahal, al-bum tersebut secara res-/ mi belum dirilis.
Untuk situasi pasar pop Sunda sekarang, angka tersebut sangat signifikan. Situasi pasar pop Sunda saat ini dan dua tahun silam pada saat "Bentang-Bentang I" diluncurkan, menurut Dose sebetulnya banjir oleh produk. Justru karena banjir, dan pengaruh menurunnya daya beli, konsumen jadi bersikap selektif.
"Mudah-mudahan angkanya bisa terus melesat dan melampaui Bentang-Bentang I," ujar Dose optimistis. Semoga saja, agar pasar pop Sunda terus bergairah. (Muhtar I.T./"PRTM