href="http://www.widgeo.net">widgeo.net widgeo.net widgets basketball-0007.gif from 123gifs.eu

Follow Us

Selasa, 27 Maret 2012

Teu Bisa Mun Kudu Serius (Barakatak)

Saturday, July 30, 2011

DI saat kelompok vokal pengusung lagu-lagu Sunda sudah vakum bahkan terang-terangan telah menyatakan bubar, grup Barakatak hingga kini masih eksis. Trio vokal yang beranggotakan Aam, Yayat dan Didi ini tergolong laris dalam urusan manggung.

Mengusung konsep musik bobodoran dengan lirik jenaka, Barakatak cukup diterima oleh publik musik Jawa Barat. Terbukti, tembang-tembangnya semacam "Musik Asik", "Bandung Bergoyang" hingga "Buta Hejo" sempat merajai industri musik. Begitu pula ketika dipinang DH Production untuk terlibat di album kompilasi pop Sunda "Bentang-Bentang, kehadiran Barakatak cukup mengkatrol angka penjualan CD album tersebut.

Lewat dua lagunya "Com Giriwil" dan "Pang Geulisna", Aam dan kawan-kawan mencuri perhatian masyarakat. Apalagi tingkah polah mereka di video klip album itu sanggup membuat penonton tertawa. Ya, itulah ciri khas Barakatak, loba hereuy tapi lagunya tetap enak didengar.

Seperti saat mereka kembali didaulat menghiasi album "Bentang-Bentang II" masih karya H. Dose Hudaya, grup Barakatak konsisten dengan bobodor ana ketika membawakan lagu "O.E.A.E.O" kolaborasi dengan penyanyi debutan Tika Zein. Baik syair lagu maupun video klip-nya, Barakatak menampilkan sikap jenaka penuh improvisasi.

Mun serius mah da teu bisa. Jadi kitu we loba heureuy. Ya sesuai namanya Barakatak nu artina seuseurian, kami ingin menunjukan jati diri sebagai seniman musik yang selalu bisa menghibur dengan musik dan canda," ujar Didi di kediaman Dose Hudaya, Jln. Cilengkrang Ujung Berung, Kamis (28/7).

Untuk album kali ini, Barakatak berubah format serta warna musiknya. Selain diselipi vokal Tika Zein, grup yang telah berkibar sejak tahun 1991 itu juga membawakan tembang bernada house musik. "Kalau yang sebelumnya murni berbahasa Sunda, sekarang mah dicampur bahasa Indonesia dengan kehadiran Tika Zein. Jenis musiknya juga mengalami perubahan jadi rada ngebeat," tutur Didi.

Dengan format seperti itulah, trio yang di masa lalu sukses menggedor blantika rekaman tersebut lebih bebas mengekspresikan kabisanya. "Keberadaan Tika lebih memberi warna terhadap penampilan Barakatak. Namun ciri khas kita tidak hilang, ngabodor baik dalam lirik maupun gaya," timpal Aam.(galamedia)

Oni "SOS"

senin, 06 februari 2012

Punya "Tuyul Gaul"

SAAT awal meretas karier di jagat hiburan, Oni dikenal sebagai pelawak. Pria bernama asli Suwarman ini sempat melejit bersama grupnya SOS yang beranggotan Sule dan Ogi. Trio lawak yang dibangun pada tahun 1994 ini, pernah mencuri perhatian publik ketika mereka merajai lomba lawak yang diadakan salah satu televisi swasta.

Sejak tampil sebagai kampiun, job manggung SOS begitu padat. Imbasnya, secara pamor dan materi ketiga lelaki berdarah Sunda ini terangkat. Namun kondisi itu hanya sesaat. SOS secara perlahan vakum. Hal itu tak lepas lantaran salah satu personelnya, Sule lebih kerap main secara individu. Bahkan karier Sule kian cemerlang semenjak tampil dalam Opera van Java (OVJ) di sebuah televisi.

Praktis kesibukan Sule itu berdampak pada mandeknya kegiatan SOS. Akibatnya, Oni dan Ogi jalan masing-masing guna terus mengibarkan popularitas mereka di ranah hiburan. Oni misalnya, ia berupaya eksis di bidang akting, pembawa acara bahkan sebagai dai. Tak hanya itu, komedian kelahiran Subang, 5 Maret 1978 ini pun mulai merambah dunia tarik suara. Oni dipinang produser kawakan Dose Hudaya masuk dapur rekaman untuk album kompilasi pop Sunda berjudul "Tembang Bentang-Bentang" di bawah label DH Productions. Dalam album tersebut, Oni diberi lagu bertajuk "Tuyul Gaul".

Menurut suami dari Laina Rafianti ini, dirinya sangat antusias menerima tawaran Dose, karena lagu tersebut sangat pas dengan kondisi sekarang. "Liriknya bertema kritik sosial, karena menyentil para koruptor yang selalu menyengsarakan rakyat. Atas pertimbangan itu saya menyanggupi tawaran Pak Dose," ungkap Oni usai mengisi acara di TVRI Jabar-Banten, belum lama ini.

Nyaman

Selain lirik yang jenaka, dari musikalitas lagu tersebut sangat enak didengar. Perpaduan unsur musik Sunda kontemporer dengan moderen menyatu hingga menghasilkan musik yang pas. "Pak Dose itu emang jagonya meracik lagu pop Sunda. Dia tidak hanya mampu membuat lagu-lagu melllow, tapi lagu jenaka pun sanggup dikemas dengan sempurna," pujinya.

Oni mengaku, tak ada kesulitan saat dipercaya melantunkan lagu tersebut. Hanya saja ia sempat terganjal soal waktu yang padat.

Apakah Oni punya dasar menyanyi sehingga Dose mempercayakan karyanya dilantunkan? "Ya dulu saya pernah buat album sebelum gabung sama SOS. Tapi album itu enggak terlalu sukses," katanya disertai tawa.

Khusus untuk lagunya Tuyul Gaul, Oni berharap tembang itu bisa mengingatkan para pejabat agar tidak menyengsarakan rakyat. "Tuyul Gaul sebenarnya satu sindiran buat pejabat yang rakus dan korup. Kalau tuyul asli, dengan mencuri seratus ribu saja sudah senang. Tetapi, tuyul gaul mah lebih rakus, uang satu koper juga belum cukup," katanya.
(mza/"GM")**

1 Paket All Album DH Production(Rp.75.000)

untuk anda yang berada di luar kota bandung, yang kesulitan mendapatkan vcd original DH Production .
dapatkan  1 paket vcd isi 8 album DH Production :

1. album kompilasi bentang bentang
2. album evi tamala
3. album sule sunda
4. album sule indonesia
5. album kompilasi bentang bentang jilid II
6. album solo darso feat astria
7. album tembang bentang bentang
8. album pop indonesia Wina DH feat Iwa K

hanya dengan Rp. 75.000 sudah termasuk ongkir ...
untuk yang berminat bisa sms ke 085220221911 

pembayaran d transfer via bank BCA setelah konfirmasi transfer , paket langsung di kirim via pos indonesia

atau bisa datang langsung ke kantor kami :

jl.cilengkrang 1 no.11A ujung berung bandung  






Senin, 26 Maret 2012

Selamat Jalan Penyanyi Pop Sunda Darso

Selasa, 13 September 2011
Image
Sejumlah artis Sunda berdoa di hadapan jenazah penyanyi pop Sunda Darso di rumah duka, Jalan Warung Lobak, Kampung Mulyasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, tadi malam. 

BANDUNG– Jawa Barat kehilangan maestro seni Sunda. Tokoh seniman pop Sunda, Hendarso atau populer disapa Darso, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, Kabupaten Bandung, pukul 14.30 WIB, kemarin.

Pria kelahiran Bandung, 12 Agustus 1945, itu meninggal akibat serangan jantung. Sebelum meninggal, dia sempat melaksanakan aktivitas kecil di sekitar rumah anak pertamanya di Kampung Mulyasari, Desa Gandasari,Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. “Beliau tidak mengeluh sakit apapun.

Memang pernah punya penyakit diabetes, hanya penyakit itu sudah sembuh dan beliau tidak pernah memikirkan penyakit itu,” ujar Asep Darso,anak kandung pertama dari pernikahan Darso dan Epong Annisa saat ditemui di rumah duka,Kampung Mulyasari, Desa Gandasari,Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung,kemarin. Dia menceritakan,pada pukul 13.30 WIB penyanyi yang mendapat julukan Michael Darsoatau Darso Jackson Si Raja Pop Sunda itu sempat jatuh pingsan di rumah temannya,sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Soreang.

Setelah siuman sebentar, Darso juga sempat mengalami kejang-kejang. “Waktu dibawa ke rumah sakit, dokter yang merawatnya sudah pasrah bahwa beliau meninggal. Dokter bilang beliau sudah wafat ketika di perjalanan menuju rumah sakit.Tapi sampai sekarang, pihak rumah sakit maupun dokter tidak memberi tahu kami penyebab beliau meninggal,” ujar Asep. Asep Darso mendapat firasat aneh sebelum almarhum meninggal.Ayahnya itu sempat meminta dibuatkan beberapa fondasi guna membangun saung (rumah kecil sederhana). Namun, keinginan tersebut ditunda karena Asep menyarankan lebih baik dibangun di lain waktu saja.

Sehari sebelumnya Darso manggung di Soreang dan sama sekali tidak merasakan sakit apapun. “Kami merasa terpukul dengan kepergian beliau yang mendadak,”ucapnya. Almarhum Darso yang sudah merilis album sebanyak 700-800 judul itu meninggalkan enam anak dari dua istri. Istri pertama, Epong Annisa, yang meninggal pada 2001.Mereka dikarunia empat anak yakni Asep Darso,42; Yanti Suryanti, 35; Mimin Mintarsih; dan Ujang Darso, 30. Sementara istri keduanya, Lina Marlina, dikaruniai dua anak yakni Reihan dan Ira Marselina.

Seluruh masyarakat Jabar, khususnya warga Kabupaten Bandung, sangat kehilangan atas kepergian Darso. Meski Darso tercatat sebagai warga Karasak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, namun dia berasal dari Kabupaten Bandung. Istri Gubernur Jabar Netty Heryawan yang melayat ke rumah duka berharap setelah meninggalnya Darso,ada generasi penerus yang melanjutkan idealismenya dalam melestarikan seni budaya Sunda. “Meninggalnya ‘King of Pop Sunda’ Darso merupakan kehilangan bagi seluruh masyarakat Jabar,“ ujar Netty.

Menurut dia,Darso merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki Jabar.Karenanya dia tak ragu menyebut Darso sebagai salah satu penyanyi Sunda yang sangat fenomenal.Selama lebih dari 48 tahun bergelut dengan seni musik Sunda,Darso banyak mengukir sejarah panjang tentang kejayaan seni pop Sunda. Dia yakin usia karyanya akan lebih panjang dari usia biologisnya. Beberapa lagu yang didendangkannya seperti Dina Hamparan Sajadah, Kabogoh Jauh, dan lagu-lagu beraliran musik calung meroket di pasaran serta menjadi lagu favorit masyarakat Jabar. “Kami atas nama Pemprov Jabar turut berbelasungkawa atas kepergian almarhum Kang Darso.Semoga dari keluarga beliau ada yang meneruskan kariernya,” kata Netty.

Legenda Sunda

Kabar meninggalnya Darso diterima Gubernur Jabar Ahmad Heryawan seusai menerima anugerah sebagai Kepala Daerah Pembina Terbaik Kategori Pemerintah Daerah Pendidikan Inklusif 2011 di Manado, Sulawesi Utara, kemarin. “Almarhum sangat berjasa dalam kontribusi pembangunan kesenian Sunda,saya atas nama pribadi dan masyarakat Jabar menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Darso,” papar Heryawan melalui rilis yang diterima SINDO Jabar.

Sekadar diketahui,Darso setia membawakan lagu Sunda dengan alunan alat musik calung yang kemudian dipadukannya dengan musik dangdut dan pop.Sebagian orang menyebut dia sebagai Michael Darso Si Raja Pop Sunda mengacu pada raja pop dunia Michael Jackson karena gaya khasnya dengan rambut klimis dibiarkan terurai mengenakan kacamata tebal hitam lengkap dengan topi dan jas atau kemeja. Sebanyak 700-800 judul telah ditelurkannya dan semua laris di pasaran.

Syair dan lirik lagu miliknya bisa membuat pendengar termenung, tersenyum, bahkan tertawa. Sebut saja Kabogoh Jauh, Maribaya, Cucu Deui,Dinas Hamparan Sajadah, dan Panineungan yang masih sering terdengar melantun di area pertokoan, kios CD dan VCD, perlombaan menyanyi pop Sunda, panggung hiburan, serta kerap dilantunkan penyanyi masa kini. bersama Wina D Hebring, Sule, Barakatak, Ayank Andriani,Salma,serta Tika Zein Darso terlibat dalam album kompilasi pop Sunda berjudul Bentang-Benyang II.

Di album tersebut Darso membawakan dua lagu yakni Dulang Kuring II dan Sakur Ngimpi. dan terakhir Alm. sebelum kepergiannya telah menyelesaikan satu buah Produksi Album solo pop sunda Darso ":Halangan Diri" (2011) Cipt. H Dose Hudaya, SE, SH, MH Kreativitasnya menghidupkan musik pop Sunda membuat Darso dianugerahi banyak penghargaan antara lain Anugerah Jabar Music Award (2005) dan Anugerah Budaya Kota Bandung (2009). iwa ahmad sugriwa/ tantan sulthon/ neni nuraeni

Darso, 'Hese Tapi Ngeunaheun'

Sunday, July 31, 2011  bandung 


MESKI bermunculan penyanyi muda yang lebih fresh, popularitas Darso tak memudar. Penyanyi gaek bernama asli Hendarso ini tetap diminati oleh sejumlah penyelenggara hiburan. Terbukti, dalam sebulan ini, Darso tampil di tiga even bergengsi di Bandung. Begitupula dalam industri rekaman, pria kelahiran Bandung, 12 Agustus 1945 ini selalu menjadi incaran para produser karena dinilai lagu-lagunya bisa menjual.

Ya, selama lebih dari 48 tahun eksis, Darso setia membawakan lagu Sunda yang kemudian dipadukannya dengan dangdut dan pop. Lagu-lagu tersebut laris dipasaran. Tak heran jika sebagian orang menyebut dia sebagai Michael Darso Si Raja Pop Sunda, mengacu pada raja pop dunia Michael Jackson.

Atas dasar itupula, H. Dose Hudaya selaku produser sekaligus pencipta lagu kembali melibatkan Darso pada album kompilasi pop Sunda "Bentang-Benyang II". Penyanyi yang selalu bicara ceplas-ceplos ini membawakan dua lagu "Dulang Kuring II" dan "Sakur Ngimpi" yang berwarna dangdut mellow. Sebelumnya di album Bentang-Bentang perdana, Darso sukses juga dengan tembang "Dulang Kuring".

Dimintai komentar soal lagu sekarang dengan sebelumnya, menurut Darso, masih sama-sama enak untuk didengar. Hanya saja dari musikalitas, lagu "Dulang Kuring" kali ini lebih kental nuansa dangdut. "Sabenerna saura wae. Ngan ayeuna mah irama dangdutna leuwih kadenge," sebut Darso sebelum tampil dalam even musik Jabar Expo di Jln. Soerkarno-Hatta Bandung, belum lama ini.

Untuk menghafal lagu tersebut, Darso tak memerlukan waktu lama. Cukup beberapa jam didengar lalu mulai latihan. "Emang sih lagu-lagu kang Dose mah harese ngan tetep ngenaheun didengekeun," ujarnya polos.

Dalam album yang juga melibatkan biduan beken asal tanah Sunda seperti Wina d Hebring, Sule, Barakatak, Ayank Andriani, Salma serta Tika Zein ini, sang pencipta Dose Hudaya coba memberi kejutan bagi publik yakni penggarapan melibnatkan empat orang arranger Bandung.

Mereka adalah Ronny Load, Gan Gan (mantan gitaris Wong Band), Eddy Lamos, dan Eddy Milfaris (alm) yang pernah meraih penghargaan musik dari Malaysia.

"Almarhum Eddy Milfaris menggarap aransemen lagu 'Sakur Ngimpi'. Dan itu merupakan karya terakhirnya sebagai arranger. Almarhum pernah mengatakan, sangat gembira mendapat kepercayaan membuat aransemen untuk Kang Darso, karena baginya Kang Darso adalah seniman besar, dan membuat aransemen untuk Kang Darso merupakan obsesinya sejak lama. Lewat lagu Sakur Ngimpi, obsesi almarhum itu terwujud," ungkap Dose. (mza/”GM”)**

Read more: http://bandung.blogspot.com/2011/07/darso-hese-tapi-ngeunaheun.html#ixzz1qH36DbuN

Nining Meida

Sebuah Anugerah

PENIKMAT lagu-lagu Sunda tentu mengenal Nining Meida yang melejit lewat tembangnya "Kalangkang". Ya, penyanyi berparas manis ini pamornya sempat meroket pada dekade 1980-an lewat lagu-lagu pop Sunda ciptaan Nano S., seperti lagu "Potret Manehna", "Anjeun", "Tibelat" hingga "Rangrang Panyawangan".

Namun seiring perjalanan waktu, sosok Nining nyaris tak terlihat di layar kaca. Suaranya yang lembut jarang lagi dinikmati penggemarnya. Tak heran jika timbul pertanyaan di benak publik, apakah Nining sudah mundur dari pangggung musik. Dihubungi via telepon selulernya, Minggu (11/3), Nining mengaku masih aktif. Hanya saja untuk tampil di televisi memang tidak sederas dulu.

"Kata siapa saya vakum? Saya masih nyanyi kok. Cuma sekarang seseringnya di acara off air bukan lagi di TV," ungkapnya. Peraih BASF/HDX Award untuk lagu "Kalangkang" ini menegaskan, dirinya belum mau memutuskan untuk meninggalkan pentas musik selama masih mampu menyanyi dan masyarakat tetap menerima.

"Kalau saya sudah enggak ada suara lagi baru berhenti nyanyi. Selama masih sehat, kenapa juga harus mundur," bilang Nining.

Pernyataan Nining ini, menunjukkan semangatnya yang luar biasa untuk terus melambungkan lagu Sunda ke tahta tertinggi di belantika musik nasional. Karena itu, beberapa produser pun ramai-ramai ingin menggaetnya untuk dilibatkan dalam album produksinya. Salah satunya Dose Hudaya. Bos DH Production sekaligus pencipta lagu ternama di Kota Kembang ini, tanpa pikir panjang merekrut Nining untuk album kompilasi pop Sunda "Tembang Bentang- Bentang".

Dalam album yang melibatkan sembilan penyanyi muda ini, Nining dipercaya membawakan sebuah tembang bertajuk "Kangen Nu Kapungkur".

Mengerti

Bagi Nining, bergabungnya dengan DH Production merupakan sebuah anugerah. Betapa tidak, Dose dikenalnya sebagai pencipta lagu yang sangat mengerti karakter vokal sang penyanyi.

"Pak Dose itu, mampu menempatkan lagu ciptaannya terhadap seorang penyanyi, hingga si penyanyi tersebut bisa menjiwai lagu yang dilantunkannya.

Seperti pada saya, beliau menciptakan tembang mellow 'Kangen Nu Kapungkur' karena disesuaikan dengan kemampuan vokal saya," paparnya.

Meski musik pengiringnya relatif sederhana dan cenderung repetitif, lirik-liriknya begitu lembut dan sarat oleh untaian katakata puitis. Kehadiran "Kangen Nu Kapungkur" telah memberi nafas baru bagi perkembangan industri pop Sunda. "Lagu itu, seolah mewakili hati saya yang kangen terhadap penggemar," akunya.

Agak sulit membayangkan, apa jadinya jika "Kangen Nu Kapungkur" dinyanyikan oleh penyanyi lain. Bukan karena penyanyi lain kalah kualitas dari Nining, tetapi ada persoalan chemistry di mana posisi Nining tak tergantikan.

Melalui "Kangen Nu Kapungkur", Nining Meida mampu mempertontonkan apa yang tidak atau kurang dimiliki penyanyi pop Sunda pada umumnya yakni aura Parahyangan. Namun, Nining tetaplah pribadi yang tak lantas jumawa ketika ada penilaian tersebut. Ia mengatakan, masih banyak yang lebih baik dari dirinya apalagi generasi muda sekarang memiliki vokal yang prima dan bisa diandalkan.

"Saya kira musik Sunda tak akan pernah mati. Buktinya, sekarang banyak anak muda yang suka pop Sunda. Dan saya optimis, lagu pop Sunda apalagi ditangani seperti yang dilakukan DH Production lebih bisa menjual," tandasnya.
(mza/"GM")**

Senin, 05 Maret 2012

Syair ronni waluya


1. segenggam angan (ferdy ferdian & dose hudaya)

song 1
saat pajar menyambut mentari
embun pagi mulai menepi
burung burung seakan akan bernyanyi
menyongsong cepat hari
song 2
bunga ,,bunga ,,terasa menyapa
memberi arti kehidupan fana
sinar mentari terasa hangatkan jiwa
membuat aku terlena
reff
seandainya dirimu, ada disini
sungguh indah kehidupan ini
segenggam angan selimuti hati
mungkin kita....disaat nanti
kan bersama hari ke hari

back to song 2 and reff

Syair Evie Tamala



1. ANGIN  PEUTING
CIPT : H.DOSE HUDAYA, SE, SH, MH.

     kembang  cinta  nu ngarias  impenan
                        datang  unggal  peuting  teu  weleh  diondang
                        hate  asa  diparende
                        pikiran  ngalayang  jauh  ngawang  ngawang

                        angin  peuting  cing  ulah  cararicing
                        geura  pang  dugikeun  salam  ka  manehna
                        tembang  tembang  tina  hate
                        pinuh pangharepan

             reff :    bulan  bentang  cing  gera  uningakeun 
                        ieu  hate  abdi  leber  ku  kanyaah
                        bulan  bentang  cing  gera  pang  raketkeun
                        hate  pang  beungkeutkeun  ku  rasa  ka  deudeuh
                        jajapkeun  geura  jajapkeun 
                        cinta  anu  suci
                        datangkeun geura datangkeun
                        cinta anu suci


2. BULAN SAPOTONG
CIPT : H.DOSE HUDAYA, SE, SH, MH.

      song :    asa garariung ngadangu jangjina
anu araramis tina lambeui
asa bararoseun ngahampura manehna
nu resep na ngulang  kasalahan
dimana aya endahna
timana aya deudeuhna
lamun raheutna hate taya lirenna
reff :            bulan sapotong
kiatkeun abdi kiatkeun
buledkeun hate  leupas ti manehna
bulan sapotong
datangkeun atuh datangkeun
gaganti cinta  anu  langkung sagalana

choruss :      kembang cinta nu  layu
teu ngareup sirungan deui
teu nyesa maruragan   kabawa angin
tali cinta nu putus
teu ngareup rek nyambung deui
hate tos cape    nyabaranna
                   tingal hate abdi   meni bersih ti namina
                   ka bawa palid ku ci panon



3. CINTA  PEUGAT DI JALAN
CIPT : IRAWAN THEA

song               aduh  geuning  kieu
                      ka  raheut  cinta
                      diri  sa  kasiksa
                      remen  ku  tunggara
                      
                      kaditu  salah,  kadieu  salah
                      kamana  neang,  pamuntangan

song               batin  asa  hambar
                      pikiran  ngoleang
                      diri  sa  kapakan
                      lir  langlayangan
                      
                      harepan  sirna  lamun  nyingray
                      ngabarung  nguyung  ngalanglayung
                      kembang  katresna  sulaya  basa
                      antukna  cinta  pileuleuyan

reff                 jangji  tinggal  jangji
                      ngan  saukur  ngimpi
                      cinta  tinggal  cinta
                      ngan  nyangsang  dimana
                      
                      jangji  tinggal  jangji
                      malah  meurihan  ati
                      cinta  tinggal  cinta
                      malah  nambahan  lara
                      
                      oh …  oh …  oh …  oh …
                      ku  teunteuingngen
                      oh …  oh …  oh …  oh …
                      cinta  peugat  di  jalan