Sebuah Anugerah
PENIKMAT lagu-lagu Sunda tentu mengenal
Nining Meida yang melejit lewat tembangnya
"Kalangkang". Ya, penyanyi berparas manis ini
pamornya sempat meroket pada dekade 1980-an lewat
lagu-lagu pop Sunda ciptaan Nano S., seperti lagu "Potret
Manehna", "Anjeun", "Tibelat" hingga "Rangrang Panyawangan".
Namun seiring perjalanan waktu, sosok Nining nyaris tak terlihat di layar kaca. Suaranya yang lembut jarang lagi dinikmati penggemarnya. Tak heran jika timbul pertanyaan di benak publik, apakah Nining sudah mundur dari pangggung musik. Dihubungi via telepon selulernya, Minggu (11/3), Nining mengaku masih aktif. Hanya saja untuk tampil di televisi memang tidak sederas dulu.
"Kata siapa saya vakum? Saya masih nyanyi kok. Cuma sekarang seseringnya di acara off air bukan lagi di TV," ungkapnya. Peraih BASF/HDX Award untuk lagu "Kalangkang" ini menegaskan, dirinya belum mau memutuskan untuk meninggalkan pentas musik selama masih mampu menyanyi dan masyarakat tetap menerima.
"Kalau saya sudah enggak ada suara lagi baru berhenti nyanyi. Selama masih sehat, kenapa juga harus mundur," bilang Nining.
Pernyataan Nining ini, menunjukkan semangatnya yang luar biasa untuk terus melambungkan lagu Sunda ke tahta tertinggi di belantika musik nasional. Karena itu, beberapa produser pun ramai-ramai ingin menggaetnya untuk dilibatkan dalam album produksinya. Salah satunya Dose Hudaya. Bos DH Production sekaligus pencipta lagu ternama di Kota Kembang ini, tanpa pikir panjang merekrut Nining untuk album kompilasi pop Sunda "Tembang Bentang- Bentang".
Dalam album yang melibatkan sembilan penyanyi muda ini, Nining dipercaya membawakan sebuah tembang bertajuk "Kangen Nu Kapungkur".
Mengerti
Bagi Nining, bergabungnya dengan DH Production merupakan sebuah anugerah. Betapa tidak, Dose dikenalnya sebagai pencipta lagu yang sangat mengerti karakter vokal sang penyanyi.
"Pak Dose itu, mampu menempatkan lagu ciptaannya terhadap seorang penyanyi, hingga si penyanyi tersebut bisa menjiwai lagu yang dilantunkannya.
Seperti pada saya, beliau menciptakan tembang mellow 'Kangen Nu Kapungkur' karena disesuaikan dengan kemampuan vokal saya," paparnya.
Meski musik pengiringnya relatif sederhana dan cenderung repetitif, lirik-liriknya begitu lembut dan sarat oleh untaian katakata puitis. Kehadiran "Kangen Nu Kapungkur" telah memberi nafas baru bagi perkembangan industri pop Sunda. "Lagu itu, seolah mewakili hati saya yang kangen terhadap penggemar," akunya.
Agak sulit membayangkan, apa jadinya jika "Kangen Nu Kapungkur" dinyanyikan oleh penyanyi lain. Bukan karena penyanyi lain kalah kualitas dari Nining, tetapi ada persoalan chemistry di mana posisi Nining tak tergantikan.
Melalui "Kangen Nu Kapungkur", Nining Meida mampu mempertontonkan apa yang tidak atau kurang dimiliki penyanyi pop Sunda pada umumnya yakni aura Parahyangan. Namun, Nining tetaplah pribadi yang tak lantas jumawa ketika ada penilaian tersebut. Ia mengatakan, masih banyak yang lebih baik dari dirinya apalagi generasi muda sekarang memiliki vokal yang prima dan bisa diandalkan.
"Saya kira musik Sunda tak akan pernah mati. Buktinya, sekarang banyak anak muda yang suka pop Sunda. Dan saya optimis, lagu pop Sunda apalagi ditangani seperti yang dilakukan DH Production lebih bisa menjual," tandasnya.
Namun seiring perjalanan waktu, sosok Nining nyaris tak terlihat di layar kaca. Suaranya yang lembut jarang lagi dinikmati penggemarnya. Tak heran jika timbul pertanyaan di benak publik, apakah Nining sudah mundur dari pangggung musik. Dihubungi via telepon selulernya, Minggu (11/3), Nining mengaku masih aktif. Hanya saja untuk tampil di televisi memang tidak sederas dulu.
"Kata siapa saya vakum? Saya masih nyanyi kok. Cuma sekarang seseringnya di acara off air bukan lagi di TV," ungkapnya. Peraih BASF/HDX Award untuk lagu "Kalangkang" ini menegaskan, dirinya belum mau memutuskan untuk meninggalkan pentas musik selama masih mampu menyanyi dan masyarakat tetap menerima.
"Kalau saya sudah enggak ada suara lagi baru berhenti nyanyi. Selama masih sehat, kenapa juga harus mundur," bilang Nining.
Pernyataan Nining ini, menunjukkan semangatnya yang luar biasa untuk terus melambungkan lagu Sunda ke tahta tertinggi di belantika musik nasional. Karena itu, beberapa produser pun ramai-ramai ingin menggaetnya untuk dilibatkan dalam album produksinya. Salah satunya Dose Hudaya. Bos DH Production sekaligus pencipta lagu ternama di Kota Kembang ini, tanpa pikir panjang merekrut Nining untuk album kompilasi pop Sunda "Tembang Bentang- Bentang".
Dalam album yang melibatkan sembilan penyanyi muda ini, Nining dipercaya membawakan sebuah tembang bertajuk "Kangen Nu Kapungkur".
Mengerti
Bagi Nining, bergabungnya dengan DH Production merupakan sebuah anugerah. Betapa tidak, Dose dikenalnya sebagai pencipta lagu yang sangat mengerti karakter vokal sang penyanyi.
"Pak Dose itu, mampu menempatkan lagu ciptaannya terhadap seorang penyanyi, hingga si penyanyi tersebut bisa menjiwai lagu yang dilantunkannya.
Seperti pada saya, beliau menciptakan tembang mellow 'Kangen Nu Kapungkur' karena disesuaikan dengan kemampuan vokal saya," paparnya.
Meski musik pengiringnya relatif sederhana dan cenderung repetitif, lirik-liriknya begitu lembut dan sarat oleh untaian katakata puitis. Kehadiran "Kangen Nu Kapungkur" telah memberi nafas baru bagi perkembangan industri pop Sunda. "Lagu itu, seolah mewakili hati saya yang kangen terhadap penggemar," akunya.
Agak sulit membayangkan, apa jadinya jika "Kangen Nu Kapungkur" dinyanyikan oleh penyanyi lain. Bukan karena penyanyi lain kalah kualitas dari Nining, tetapi ada persoalan chemistry di mana posisi Nining tak tergantikan.
Melalui "Kangen Nu Kapungkur", Nining Meida mampu mempertontonkan apa yang tidak atau kurang dimiliki penyanyi pop Sunda pada umumnya yakni aura Parahyangan. Namun, Nining tetaplah pribadi yang tak lantas jumawa ketika ada penilaian tersebut. Ia mengatakan, masih banyak yang lebih baik dari dirinya apalagi generasi muda sekarang memiliki vokal yang prima dan bisa diandalkan.
"Saya kira musik Sunda tak akan pernah mati. Buktinya, sekarang banyak anak muda yang suka pop Sunda. Dan saya optimis, lagu pop Sunda apalagi ditangani seperti yang dilakukan DH Production lebih bisa menjual," tandasnya.
(mza/"GM")**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar