senin, 06 februari 2012
Punya "Tuyul Gaul"
SAAT awal meretas karier di jagat hiburan,
Oni dikenal sebagai pelawak. Pria bernama asli Suwarman ini sempat
melejit bersama grupnya SOS yang beranggotan Sule dan Ogi. Trio lawak
yang dibangun pada tahun 1994 ini, pernah mencuri perhatian publik
ketika mereka merajai lomba lawak yang diadakan salah satu televisi
swasta.
Sejak tampil sebagai kampiun, job manggung SOS begitu padat. Imbasnya, secara pamor dan materi ketiga lelaki berdarah Sunda ini terangkat. Namun kondisi itu hanya sesaat. SOS secara perlahan vakum. Hal itu tak lepas lantaran salah satu personelnya, Sule lebih kerap main secara individu. Bahkan karier Sule kian cemerlang semenjak tampil dalam Opera van Java (OVJ) di sebuah televisi.
Praktis kesibukan Sule itu berdampak pada mandeknya kegiatan SOS. Akibatnya, Oni dan Ogi jalan masing-masing guna terus mengibarkan popularitas mereka di ranah hiburan. Oni misalnya, ia berupaya eksis di bidang akting, pembawa acara bahkan sebagai dai. Tak hanya itu, komedian kelahiran Subang, 5 Maret 1978 ini pun mulai merambah dunia tarik suara. Oni dipinang produser kawakan Dose Hudaya masuk dapur rekaman untuk album kompilasi pop Sunda berjudul "Tembang Bentang-Bentang" di bawah label DH Productions. Dalam album tersebut, Oni diberi lagu bertajuk "Tuyul Gaul".
Menurut suami dari Laina Rafianti ini, dirinya sangat antusias menerima tawaran Dose, karena lagu tersebut sangat pas dengan kondisi sekarang. "Liriknya bertema kritik sosial, karena menyentil para koruptor yang selalu menyengsarakan rakyat. Atas pertimbangan itu saya menyanggupi tawaran Pak Dose," ungkap Oni usai mengisi acara di TVRI Jabar-Banten, belum lama ini.
Nyaman
Selain lirik yang jenaka, dari musikalitas lagu tersebut sangat enak didengar. Perpaduan unsur musik Sunda kontemporer dengan moderen menyatu hingga menghasilkan musik yang pas. "Pak Dose itu emang jagonya meracik lagu pop Sunda. Dia tidak hanya mampu membuat lagu-lagu melllow, tapi lagu jenaka pun sanggup dikemas dengan sempurna," pujinya.
Oni mengaku, tak ada kesulitan saat dipercaya melantunkan lagu tersebut. Hanya saja ia sempat terganjal soal waktu yang padat.
Apakah Oni punya dasar menyanyi sehingga Dose mempercayakan karyanya dilantunkan? "Ya dulu saya pernah buat album sebelum gabung sama SOS. Tapi album itu enggak terlalu sukses," katanya disertai tawa.
Khusus untuk lagunya Tuyul Gaul, Oni berharap tembang itu bisa mengingatkan para pejabat agar tidak menyengsarakan rakyat. "Tuyul Gaul sebenarnya satu sindiran buat pejabat yang rakus dan korup. Kalau tuyul asli, dengan mencuri seratus ribu saja sudah senang. Tetapi, tuyul gaul mah lebih rakus, uang satu koper juga belum cukup," katanya.
Sejak tampil sebagai kampiun, job manggung SOS begitu padat. Imbasnya, secara pamor dan materi ketiga lelaki berdarah Sunda ini terangkat. Namun kondisi itu hanya sesaat. SOS secara perlahan vakum. Hal itu tak lepas lantaran salah satu personelnya, Sule lebih kerap main secara individu. Bahkan karier Sule kian cemerlang semenjak tampil dalam Opera van Java (OVJ) di sebuah televisi.
Praktis kesibukan Sule itu berdampak pada mandeknya kegiatan SOS. Akibatnya, Oni dan Ogi jalan masing-masing guna terus mengibarkan popularitas mereka di ranah hiburan. Oni misalnya, ia berupaya eksis di bidang akting, pembawa acara bahkan sebagai dai. Tak hanya itu, komedian kelahiran Subang, 5 Maret 1978 ini pun mulai merambah dunia tarik suara. Oni dipinang produser kawakan Dose Hudaya masuk dapur rekaman untuk album kompilasi pop Sunda berjudul "Tembang Bentang-Bentang" di bawah label DH Productions. Dalam album tersebut, Oni diberi lagu bertajuk "Tuyul Gaul".
Menurut suami dari Laina Rafianti ini, dirinya sangat antusias menerima tawaran Dose, karena lagu tersebut sangat pas dengan kondisi sekarang. "Liriknya bertema kritik sosial, karena menyentil para koruptor yang selalu menyengsarakan rakyat. Atas pertimbangan itu saya menyanggupi tawaran Pak Dose," ungkap Oni usai mengisi acara di TVRI Jabar-Banten, belum lama ini.
Nyaman
Selain lirik yang jenaka, dari musikalitas lagu tersebut sangat enak didengar. Perpaduan unsur musik Sunda kontemporer dengan moderen menyatu hingga menghasilkan musik yang pas. "Pak Dose itu emang jagonya meracik lagu pop Sunda. Dia tidak hanya mampu membuat lagu-lagu melllow, tapi lagu jenaka pun sanggup dikemas dengan sempurna," pujinya.
Oni mengaku, tak ada kesulitan saat dipercaya melantunkan lagu tersebut. Hanya saja ia sempat terganjal soal waktu yang padat.
Apakah Oni punya dasar menyanyi sehingga Dose mempercayakan karyanya dilantunkan? "Ya dulu saya pernah buat album sebelum gabung sama SOS. Tapi album itu enggak terlalu sukses," katanya disertai tawa.
Khusus untuk lagunya Tuyul Gaul, Oni berharap tembang itu bisa mengingatkan para pejabat agar tidak menyengsarakan rakyat. "Tuyul Gaul sebenarnya satu sindiran buat pejabat yang rakus dan korup. Kalau tuyul asli, dengan mencuri seratus ribu saja sudah senang. Tetapi, tuyul gaul mah lebih rakus, uang satu koper juga belum cukup," katanya.
(mza/"GM")**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar