Sejumlah
artis Sunda berdoa di hadapan jenazah penyanyi pop Sunda Darso di rumah
duka, Jalan Warung Lobak, Kampung Mulyasari, Kecamatan Katapang,
Kabupaten Bandung, tadi malam.
BANDUNG– Jawa Barat kehilangan maestro seni Sunda. Tokoh seniman pop Sunda, Hendarso atau populer disapa Darso, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, Kabupaten Bandung, pukul 14.30 WIB, kemarin.
Pria kelahiran Bandung, 12 Agustus 1945, itu meninggal akibat serangan jantung. Sebelum meninggal, dia sempat melaksanakan aktivitas kecil di sekitar rumah anak pertamanya di Kampung Mulyasari, Desa Gandasari,Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. “Beliau tidak mengeluh sakit apapun.
Memang pernah punya penyakit diabetes, hanya penyakit itu sudah sembuh dan beliau tidak pernah memikirkan penyakit itu,” ujar Asep Darso,anak kandung pertama dari pernikahan Darso dan Epong Annisa saat ditemui di rumah duka,Kampung Mulyasari, Desa Gandasari,Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung,kemarin. Dia menceritakan,pada pukul 13.30 WIB penyanyi yang mendapat julukan Michael Darsoatau Darso Jackson Si Raja Pop Sunda itu sempat jatuh pingsan di rumah temannya,sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Soreang.
Setelah siuman sebentar, Darso juga sempat mengalami kejang-kejang. “Waktu dibawa ke rumah sakit, dokter yang merawatnya sudah pasrah bahwa beliau meninggal. Dokter bilang beliau sudah wafat ketika di perjalanan menuju rumah sakit.Tapi sampai sekarang, pihak rumah sakit maupun dokter tidak memberi tahu kami penyebab beliau meninggal,” ujar Asep. Asep Darso mendapat firasat aneh sebelum almarhum meninggal.Ayahnya itu sempat meminta dibuatkan beberapa fondasi guna membangun saung (rumah kecil sederhana). Namun, keinginan tersebut ditunda karena Asep menyarankan lebih baik dibangun di lain waktu saja.
Sehari sebelumnya Darso manggung di Soreang dan sama sekali tidak merasakan sakit apapun. “Kami merasa terpukul dengan kepergian beliau yang mendadak,”ucapnya. Almarhum Darso yang sudah merilis album sebanyak 700-800 judul itu meninggalkan enam anak dari dua istri. Istri pertama, Epong Annisa, yang meninggal pada 2001.Mereka dikarunia empat anak yakni Asep Darso,42; Yanti Suryanti, 35; Mimin Mintarsih; dan Ujang Darso, 30. Sementara istri keduanya, Lina Marlina, dikaruniai dua anak yakni Reihan dan Ira Marselina.
Seluruh masyarakat Jabar, khususnya warga Kabupaten Bandung, sangat kehilangan atas kepergian Darso. Meski Darso tercatat sebagai warga Karasak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, namun dia berasal dari Kabupaten Bandung. Istri Gubernur Jabar Netty Heryawan yang melayat ke rumah duka berharap setelah meninggalnya Darso,ada generasi penerus yang melanjutkan idealismenya dalam melestarikan seni budaya Sunda. “Meninggalnya ‘King of Pop Sunda’ Darso merupakan kehilangan bagi seluruh masyarakat Jabar,“ ujar Netty.
Menurut dia,Darso merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki Jabar.Karenanya dia tak ragu menyebut Darso sebagai salah satu penyanyi Sunda yang sangat fenomenal.Selama lebih dari 48 tahun bergelut dengan seni musik Sunda,Darso banyak mengukir sejarah panjang tentang kejayaan seni pop Sunda. Dia yakin usia karyanya akan lebih panjang dari usia biologisnya. Beberapa lagu yang didendangkannya seperti Dina Hamparan Sajadah, Kabogoh Jauh, dan lagu-lagu beraliran musik calung meroket di pasaran serta menjadi lagu favorit masyarakat Jabar. “Kami atas nama Pemprov Jabar turut berbelasungkawa atas kepergian almarhum Kang Darso.Semoga dari keluarga beliau ada yang meneruskan kariernya,” kata Netty.
Legenda Sunda
Kabar meninggalnya Darso diterima Gubernur Jabar Ahmad Heryawan seusai menerima anugerah sebagai Kepala Daerah Pembina Terbaik Kategori Pemerintah Daerah Pendidikan Inklusif 2011 di Manado, Sulawesi Utara, kemarin. “Almarhum sangat berjasa dalam kontribusi pembangunan kesenian Sunda,saya atas nama pribadi dan masyarakat Jabar menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Darso,” papar Heryawan melalui rilis yang diterima SINDO Jabar.
Sekadar diketahui,Darso setia membawakan lagu Sunda dengan alunan alat musik calung yang kemudian dipadukannya dengan musik dangdut dan pop.Sebagian orang menyebut dia sebagai Michael Darso Si Raja Pop Sunda mengacu pada raja pop dunia Michael Jackson karena gaya khasnya dengan rambut klimis dibiarkan terurai mengenakan kacamata tebal hitam lengkap dengan topi dan jas atau kemeja. Sebanyak 700-800 judul telah ditelurkannya dan semua laris di pasaran.
Syair dan lirik lagu miliknya bisa membuat pendengar termenung, tersenyum, bahkan tertawa. Sebut saja Kabogoh Jauh, Maribaya, Cucu Deui,Dinas Hamparan Sajadah, dan Panineungan yang masih sering terdengar melantun di area pertokoan, kios CD dan VCD, perlombaan menyanyi pop Sunda, panggung hiburan, serta kerap dilantunkan penyanyi masa kini. bersama Wina D Hebring, Sule, Barakatak, Ayank Andriani,Salma,serta Tika Zein Darso terlibat dalam album kompilasi pop Sunda berjudul Bentang-Benyang II.
Di album tersebut Darso membawakan dua lagu yakni Dulang Kuring II dan Sakur Ngimpi. dan terakhir Alm. sebelum kepergiannya telah menyelesaikan satu buah Produksi Album solo pop sunda Darso ":Halangan Diri" (2011) Cipt. H Dose Hudaya, SE, SH, MH Kreativitasnya menghidupkan musik pop Sunda membuat Darso dianugerahi banyak penghargaan antara lain Anugerah Jabar Music Award (2005) dan Anugerah Budaya Kota Bandung (2009). iwa ahmad sugriwa/ tantan sulthon/ neni nuraeni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar