Bentang-bentang 3: Pop Sunda tak Pernah Ada Matinya
Berpulangnya raja pop Sunda dan Sang Fenomena, Darso, sempat memunculkan rasa khawatir bakal sekarat-nya pop Sunda. Maklum saja, kiprah Darso begitu dominan di atas panggung musik yang mengusung bahasa indung orang Priangan tersebut. Darso seolah segalanya dan menjadi identifikasi dari semua yang berkaitan dengan pop Sunda, yang sebenarnya dijejali banyak pelaku seni lainnya.Akan tetapi, alam sepertinya punya mekanismenya sendiri. Industri pop Sunda belum saatnya mati dan memang tak pernah ada matinya. Sepanjang ada usaha, kreasi, dan inovasi dari pelaku seni mulai dari penyanyi, produser, pencipta lagu, hingga distributor, panggung musik pop Sunda akan tetap semarak. Bahkan, dari sudut pandang positif, meninggalnya sang legenda Darso, justru memberi peluang terjadinya regenerasi penyanyi Sunda. Pasar yang kosong ditinggalkan Darso, menjadi ceruk yang bisa diisi oleh penyanyi baru. Hal itu disadari betul oleh produser Dose Hudaya. Pemilik DH Production yang sukses mencetak puluhan album hit, baik pop Indonesia maupun Sunda, mengaku sempat terpukul oleh kepergian Darso yang di puncak kariernya berada di bawah naungan label miliknya. "Jujur saja, meninggalnya Kang Darso membuat saya shock dan untuk beberapa waktu, saya sempat merasa malas memproduksi lagu," kata Dose.
Namun, menurut Dose, meratapi dan menangisi kepergian sang bintang, tak ada gunanya. Show must go on. Darso sudah tiada, tetapi industri musik harus tetap berjalan. Penyanyi harus tetap diberi ruang dan wadah untuk berekspresi. Para talenta baru juga harus dijajal kabisa mereka. Untuk itulah, Dose mencoba menjaring talenta baru pop Sunda lewat sebuah proses audisi.
Mirip program "idol-idolan" di stasiun televisi, Dose membuka pendaftaran gratis bagi calon penyanyi. Programnya unik karena audisi terbuka untuk siapa saja, tanpa pembatasan usia atau status raari-tal. "Mencari penggantiDarso itu susah. Dia memang tak tergantikan, terutama karakternya. Makanya, Iata cobajaring talenta baru. Yang penting pop Sunda jangan mati. Kita harus bisa membuka peluang, siapa pun boleh jadi penyanyi, asal lulus audisi," kata Dose.
Hasilnya, dari sekitar 170 pendaftar, terjaring 7 talenta baru yang diharapkan menjadi bintang pop Sunda di masa depan. Uniknya, ketujuh orang yang terjaring audisi tak semuanya punya latar belakang sebagai penyanyi panggung. Hanya tiga orang yang berlatar penyanyi, sisanya berasal dari beragam latar belakang, mulai dari lulusan apoteker yang bekerja sebagai manajer di perusahaan asing, karyawan pabrik, sarjana pariwisata, hingga pengamen. "Kita memangmencari penyanyi yang punya karakter vokal," ujar Dose memberi alasan.
Ketujuh talenta baru itu sudah rampung melakukan rekaman lagu di studio. Sebagian lagi bahkan sudah rampung dibuatkan video klipnya. Rencananya, mereka disatukan dalam satu album kompilasi "Bentang-bentang 3" yang merupakan gabungan antara pendatang baru hasil audisi dan penyanyi yang sudah mapan seperti Astria, Tika Zein, dan Oni SOS.
Sembilan tembang sudah disiapkan Dose - semuanya karya cipta Dose sendiri - dalam album tersebut. Dari 9 lagu, 7 di antaranya bertema cinta, sedangkan 2 lagu berisikan kritik sosial.
Kesembilan lagu tersebut adalah "Cinta Luar Biasa" (Widya), "Cinta Nu Suci"(Isma), "Guratan Panangan" (Santania), "Implengan Lamunan" (Benni), "Katalanjuran" (Alena), "Cinta Segitiga" (Astria), "Boro-boro" (Tika Zein), "Karagragan Bentang" (duet Dadang R dan Sony Aflor), dan Tuyul Gaul" yang dinyanyikan oleh Oni SOS.
Album "Bentang-bentang 3" sendiri bisa disebut sebagai sekuel dari projek trilogi "ben-tang-bentangnya" DH Production. Sebelumnya, label tersebut sukses dengan dua album kompilasi "Bentang-bentang" dan "Bentang-bentang 2" yang memang bertabur penyanyi bintang seperti Darso, Sule, Evie Tamala, Wina DHebring, dan Barakatak. Rencananya, album ketiga "bentang-bentang" dirilis tahun depan bersamaan dengan rilis album house music "Susis" yang menampilkan penyanyi hip-hop dan rapper kenamaan asal Bandung, Iwa K yang coba diduetkan dengan Wina DHebring.
Bagi Alena dan kawan-kawan, bisa masuk dapur rekaman dan menjadi bagian dari program regenerasi panggung pop Sunda, tentu saja menjadi kesempatan sekaligus kebanggaan tersendiri. "Bagi saya, seperti mimpi bisa masuk dapur rekaman. Makanya, saya sudah berniat ingin serius dan mempertanggungjawabkan kepercayaan yang sudah diberikan Pak Haji (Dose)," kata Sony Ador yang berprofesi sebagai pengamen jalanan ini. Semoga.
Sumber: Pikiran Rakyat, 11 Desember 2011
kapan lagu nya muncul
BalasHapuskalau album itu sudah muncul dan edar di pasaran kang
BalasHapusAkang/Teteh...
BalasHapusMalam Kami tanggal 27 Peb 2013, lihat penawaran tentang Album kompilasi bentang-bentang yang katanya 8 Album 75.000... saya pengen albumnya..