Oleh: A. MIRZA RAMDHANI
DALAM sebuah obrolan ringan bersama beberapa musisi Kota Bandung, terlontar sebuah pertanyaan mengenai nasib lagu pop Sunda. Salah seorang musisi sempat bertanya, "Emang aya keneh nu daek meuli album Pop Sunda? "Pertanyaan bernada pesimis itu wajar diungkapkan. Pasalnya, di tengah gempuran grup band pengusung musik pop modern, lagu Sunda dianggap terpinggirkan. Selain itu, kondisi pasar musik yang tengah "lesu darah" dan menggilanya aksi pembajakan karya cipta, disinyalir bakal menjadi pemicu gagalnya pemasaran lagu Sunda. Apalagi di pasar musik masih berkembang pemahaman yang cenderung stereotip menempatkan pop Sunda sebagai musik kelas dua.
Namun, rupanya sinyalemen itu keliru. Respon pasar berbicara sebaliknya. Terbukti, album "Bentang-Bentang II" yang digarap DH Production dengan pencipta lagu Dose Hudaya, mampu membalikan anggapan tersebut. Begitu pula dengan tembang "Cinta Urang Duaan" yang mengolaborasikan biduan muda Astria dengan penyanyi gaek Darso (alm) sanggup menyihir publik musik Jawa Barat untuk membeli VCD-nya.
DH Production tidak menyebut secara pasti, tetapi konon penjualannya mencapai puluhan ribu keping untuk album "Bentang-Bentang II". Suatu prestasi pasar yang pantas membuat Dose dan musisi lain berbangga hati. "Alhamdulillah, album 'Bentang-Bentang' membuktikan pop Sunda juga bisa laku keras. Selama album digarap dengan apik, lagunya bagus, musiknya bagus, vokalnya bagus, klipnya bagus, saya selalu yakin, pasti akan dilirik konsumen," kata Dose.
Untuk situasi pasar pop Sunda sekarang, angka tersebut sangat signifikan. Situasi pasar pop Sunda saat ini dan dua tahun silam pada saat "Bentang-Bentang I" diluncurkan, menurut Dose sebetulnya banjir oleh produk. Justru karena banjir dan pengaruh menurunnya daya beli, konsumen jadi bersikap selektif.
Karena itu, tidak ada alasan bagi musisi Sunda untuk berhenti berkreasi jika melihat hasil manis yang dicapai Dose dan kawan-kawan. Tinggal bagaimana mengemas sebuah lagu agar bisa diterima pasar. Jadi jangan ada kata pesimis dalam berkarya. Maju terus penyanyi dan pencipta lagu Sunda. Karya kalian pasti bakal mendapat tempat. (Wartawan Galamedia)**
DALAM sebuah obrolan ringan bersama beberapa musisi Kota Bandung, terlontar sebuah pertanyaan mengenai nasib lagu pop Sunda. Salah seorang musisi sempat bertanya, "Emang aya keneh nu daek meuli album Pop Sunda? "Pertanyaan bernada pesimis itu wajar diungkapkan. Pasalnya, di tengah gempuran grup band pengusung musik pop modern, lagu Sunda dianggap terpinggirkan. Selain itu, kondisi pasar musik yang tengah "lesu darah" dan menggilanya aksi pembajakan karya cipta, disinyalir bakal menjadi pemicu gagalnya pemasaran lagu Sunda. Apalagi di pasar musik masih berkembang pemahaman yang cenderung stereotip menempatkan pop Sunda sebagai musik kelas dua.
Namun, rupanya sinyalemen itu keliru. Respon pasar berbicara sebaliknya. Terbukti, album "Bentang-Bentang II" yang digarap DH Production dengan pencipta lagu Dose Hudaya, mampu membalikan anggapan tersebut. Begitu pula dengan tembang "Cinta Urang Duaan" yang mengolaborasikan biduan muda Astria dengan penyanyi gaek Darso (alm) sanggup menyihir publik musik Jawa Barat untuk membeli VCD-nya.
DH Production tidak menyebut secara pasti, tetapi konon penjualannya mencapai puluhan ribu keping untuk album "Bentang-Bentang II". Suatu prestasi pasar yang pantas membuat Dose dan musisi lain berbangga hati. "Alhamdulillah, album 'Bentang-Bentang' membuktikan pop Sunda juga bisa laku keras. Selama album digarap dengan apik, lagunya bagus, musiknya bagus, vokalnya bagus, klipnya bagus, saya selalu yakin, pasti akan dilirik konsumen," kata Dose.
Untuk situasi pasar pop Sunda sekarang, angka tersebut sangat signifikan. Situasi pasar pop Sunda saat ini dan dua tahun silam pada saat "Bentang-Bentang I" diluncurkan, menurut Dose sebetulnya banjir oleh produk. Justru karena banjir dan pengaruh menurunnya daya beli, konsumen jadi bersikap selektif.
Karena itu, tidak ada alasan bagi musisi Sunda untuk berhenti berkreasi jika melihat hasil manis yang dicapai Dose dan kawan-kawan. Tinggal bagaimana mengemas sebuah lagu agar bisa diterima pasar. Jadi jangan ada kata pesimis dalam berkarya. Maju terus penyanyi dan pencipta lagu Sunda. Karya kalian pasti bakal mendapat tempat. (Wartawan Galamedia)**
Read more: http://www.bandung.eu/2011/09/lagu-pop-sunda.html#ixzz1zinFe1bm