Bandung - Musik pop Sunda dinilai terus mengalami kemunduran dari segi penjualan CD atau VCD. Akibatnya banyak produser yang selama ini menggeluti bisnis di bidang musik pop Sunda tiarap.
"Sekarang banyak produser yang tiarap karena pasaran kita lesu, market RBT juga drop. Apalagi sekarang produk banyakan sangat banyak," ujar produser yang bergerak di bidang musik pop Sunda, Dose Hudaya.
Hal itu dikemukakan Dose dalam diskusi 'Perkembangan Bisnis Musik Pop Sunda' di Kantor Redaksi Galura, Jalan Belakang Factory, Kamis (28/6/2012).
Menurutnya, banyak produser yang menyerah karena musik pop sunda sedang mengalami penurunan dari segi penjualan. Tak hanya itu, distributor penyalur CD dan VCD musik pop sunda juga banyak yang gulung tikar.
"Bagaimana musik pop sunda bisa berkembang kalau tidak ada distributor yang menyalurkan," jelasnya.
Fenomena menurunnya bisnis di jalur musik pop Sunda terus mengalami penurunan sejak berkibar pada era 1990-an. Tahun 2000-an, tren musik pop Sunda tak lagi menggeliat.
Diakui Dose, saat ini banyak bermunculan penyanyi pop Sunda baru. Namun kemunculan mereka cenderung tidak diimbangi kualitas mumpuni sebagai penyanyi. Kemunculan mereka pun bukan berasal dari cetakan produser, melainkan personel alias membiayai sendiri seluruh biaya rekaman, pembuatan video klip hingga tayang di stasiun televisi.
"Yang bikin itu kebanyakan bukan produser, mereka ukurannya cuma punya duit buat rekaman, bikin video klip dan tayang. Orientasinya bukan bisnis, tapi asal nampang," tutur Dose.
Hal itu yang kemudian menyebabkan citra musik pop sunda dipandang tidak berkualitas dan berbuntut pada lesunya penjualan. Sebab para penyanyi yang nampang di televisi tak punya kualitas memadai untuk menjadi penyanyi.
Disinggung berapa produser yang bergerak di bidang musik pop Sunda saat ini, Dose tidak tahu pasti. "Tapi mungkin sekarang cuma saya saja yang eksis. Dan saya akan terus bergerak di jalur musik pop Sunda sampai kapanpun," tegasnya.
Soal menurunnya bisnis musik pop Sunda, ia menyebut salah satu parameternya yakni dari sisi penjualan album. "Sekarang laku 100 keping saja sudah bagus. Kalau dulu jauh lebih banyak dari itu," tandas Dose.
(ors/ern)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar