BANDUNG (bisnis-jabar.com) – Dalam rangka mempertanyakan eksistensi
industri musik pop Sunda yang selama ini diklaim tengah redup, sejumlah
artis, pengamat dan pelaku musik Sunda hadir dalam sebuah diskusi yang
digelar di Kantor Redaksi Galura, Jl. Belakang Factory Bandung, Kamis
(28/6)
Sebagai pembicara dalam diskusi yang bertajuk ‘Perkembangan Bisnis
Musik Pop Sunda’ itu a.l Dose Hudaya (Produser), Rika Rafika (artis dan
penyanyi pop Sunda) dan Indra Ridwan (Pengamat Musik Sunda).
Sejumlah musisi, artis dan budayawan Sunda tampak hadir mengikuti
acara a.l. Nining Meida, Asep Darso, Yayan Jatnika, Aam Amilia dll.
Dalam diskusi yang berlangsung dari pukul 13:00-16:00 itu, Dose
menuturkan bahwa industri musik pop saat ini terpuruk, pasalnya beberapa
distributor musik pop sunda banyak yang bangkrut.
“Saat ini, sejumlah distributor musik pop sunda di Jawa Barat sudah pada tutup,” katanya.
Dia menjelaskan salah satu faktor utama yang menyebabkan bangkrutnya
industri musik pop Sunda yaitu merebaknya pembajakan kaset dan CD
(comapct disc).
Sementara itu, menurut Indra Ridwan, faktor penyebab redupnya musik
pop Sunda di tanah air khususnya di Jawa Barat adalah munculnya
teknologi canggih seperti Internet.
“Sekarang kan jaman modern, zaman canggih. Orang tinggal buka Youtube
saja untuk mendengar atau melihat video [musik pop sunda],” katanya.
Menurut dia, dengan adanya kondisi seperti itu, semua pihak dari
artis, distributor dan produser harus berperan aktif melahirkan inovasi
yang dapat mendongkrak kembali penjualan musik pop Sunda.
“Untuk mengembalikan kembali kejayaan musik pop Sunda, semua pihak harus kreatif,” katanya.
Sementara itu, seperti dalam amatan bisnis-jabar, diskusi berlangsung
hangat setelah moderator membuka sesi tanya jawab. Nining Meida sendiri
yang tampak mengikuti diskusi sekaligus dikenal sebagai ikon penyanyi
pop Sunda, masih terlihat cantik dengan wajah ber-makeup kemerahan.
(k5/ajz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar