href="http://www.widgeo.net">widgeo.net widgeo.net widgets basketball-0007.gif from 123gifs.eu

Follow Us

Minggu, 01 Juli 2012

Produk Bajakan Bikin Produser dan Penyanyi Pop Sunda Dilema

Jum'at,   29  Juni  2012  11:30 WIB

Bandung - Produk bajakan seperti CD sudah sulit diberantas. Keberadaannya pun menjadi dilema bagi produser dan penyanyi yang bergerak dibidang musik pop Sunda. Di satu sisi merugikan, tapi di sisi lain menguntungkan.

Dose Hudaya, produser yang bergerak dibidang musik pop Sunda, mengaku ada di posisi serba salah. Misalnya ketika memproduseri penyanyi dan merilis album, ada permintaan berbeda dari pihak yang diajak kerjasama seperti pihak pengusaha RBT dan distributor CD.

Menurutnya ada permintaan berbeda dari dua pihak itu dalam melihat femonena pembajakan. Di satu sisi pengusaha RBT ingin membiarkan produk bajakan tetap laris di pasaran. Sementara distributor CD dengan tegas ingin tak ada produk bajakan yang dijual di pasaran.

"Jadi ada dua persepsi yang berbeda, ada dua kepentingan dalam menyikapi keberadaan produk bajakan ini," kata Dose saat ditemui usai menghadiri diskusi 'Perkembangan Bisnis Musik Pop Sunda' di Kantor Redaksi Galura, Jalan Belakang Factory, Kamis (28/6/2012).

Di mata produser, Dose mengaku ingin mengambil keuntungan dari penjualan album. Namun hal itu sulit karena produk bajakan merajalela. "Persoalan produk bajakan ini juga kembali pada kesadaran masyarakat itu sendiri. Di kita masyarakat lebih menginginkan produk yang murah walaupun bajakn daripada beli produk asli," paparnya.

Penyanyi pop Sunda Rika Rafika mengaku banyak mendapat hal positif dari adanya produk bajakan. Sebab lewat produk bajakan, dirinya jauh lebih dikenal masyarakat. "Apalagi kalau di kampung-kampung, penjualan produk bajakan itu dilakukan door to door dan harganya murah," ucapnya.

Ia senang melihat hal itu karena banyak orang yang bisa mendengarkan lagunya. Namun di sisi lain hal itu jelas sebuah kerugian bagi produser. Sebab seorang penyanyi sulit lepas dari produser, sementara produser mengambil keuntungan salah satunya dari penjualan album.

"Bos company recording atau produser terbentur finansial karena produk bajakan ini. Ini jadi bahan pemikiran bagi kita semua agar bagaimana caranya ke depan musik pop Sunda makin langgeng, makin diminati, tapi masyarakat tidak membeli produk bajakan," tutur Rika.

(ors/tya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar